1. Bambang Nurdiansyah
Tanggal lahir
: 28 Desember 1958 )
Tempat lahir
: Banjarmasin, Indonesia
Posisi bermain:
Penyerang
Sebagai pesepakbola Bambang Nurdiansyah pernah mencatatkan penampilan
gemilang dengan memenangkan dua gelar Galatama saat bermain untuk Krama
Yudha Tiga Berlian. Sosok pelatih kelahiran Banjarmasin 28 Desember 1958
ini sudah dianggap sebagai pesepakbola legendaris Indonesia. Saat jeda Liga Indonesia tahun 2005 Bambang Nurdiansyah pernah ditunjuk
sebagai caretaker pelatih tim Garuda, sementara tahun 2011 pelatih yang
juga akrab disapa Banur ini pernah melatih tim sepak bola putri Indonesia
di ajang Sea Games 2011. Tahun 2007 saat final Piala Indonesia digelar
Banur dianugerahi salah satu dari 22 legenda sepakbola nasional. Banur bisa disebut sebagai sosok yang sarat akan pengalaman melatih di
kompetisi sepakbola nasional. Tak kurang dari 9 tim pernah Ia latih
termasuk tim nasional dan beberapa kali menjadi direktur teknik semisal
di Pelita Jaya tahun 2007. Menjelang ISL 2011/12 Banur direkrut oleh manajemen Persiram sebagai
pelatih tim berjuluk Dewa Laut ini. Hal ini tidak bisa dianggap mudah
karena disamping sebagai tim debutan, Persiram juga sering dibandingkan
dengan tim asal Papua lainnya semisal Persipura atau Persiwa.
2. Ricky Yacobi
Tanggal lahir
: 28 Desember 1958 )
Tempat lahir
: Medan, Sumatra Utara
Posisi bermain:
Penyerang
Ricky Yacobi adalah mantan pesepakbola nasional. Lahir di Medan pada
1963, ia biasa memainkan peran sebagai seorang striker, dan sempat
menjadi bintang di era 1980-an. Disamakan dengan legenda Jerman Paul
Breitner, Ricky lama bermain untuk Arseto Solo, BPD Jateng dan PSIS
Semarang, namun di suatu kesempatan pada 1988, ia pernah bermain di klub
luar negeri, tepatnya Jepang, dengan membela FC Matsushita, atau yang
kini lebih dikenal dengan nama Gamba Osaka. Di timnas sendiri, ia
mencatatkan namanya dengan menjadi kapten untuk gelaran Asian Games
1986, yang di mana Indonesia menempati posisi runner-up Grup C, namun
kemudian kandas di semi-final kala jumpa Korea Selatan.
3. Risdianto
Nama : Risdianto
Lahir : Pasuruan, 3 Januari 1950
Karir
Pemain
- Persekap Pasuruan (1964-1969)
- Pardedetex Medan (1969-1970)
- UMS (1971)
- Persija Jakarta (1971-1973)
- PON DKI Jakarta (1973)
- Mackinnons FC Hongkong (1974-1975)
- Persija Jakarta (1975-1977)
- PON DKI Jakarta (1977)
- Warna Agung (1978-1983)
- Tim Nasional (1970-1981)
Pelatih
- Menteng FC, klub internal Persija (1984-1987)
- Warna Agung (1988)
- Lampung Putra (1989-1990)
- Persegres Gresik (1991-1992)
- Petrokimia Gresik (1993-1994)
- Persija Jakarta (1996)
- Persikad Depok (2005)
- Persipur Purwodadi (2006)
- Tim Monitoring Badan Tim Nasional (2007-...)
Prestasi
-Turut mengantarkan Persekap Pasuruan promosi ke Divisi Utama (1964)
-Juara Galatama bersama Warna Agung (1979/1980)
-Juara Perserikatan bersama Persija Jakarta (1971/1973)
-Juara Anniversary Cup bersama timnas Indonesia (1972)
-Mencetak dua gol ke gawang Santos Brazil saat timnas
Indonesia bertemu Santos (1972)
-Juara PON VIII bersama DKI Jakarta (1973)
-Juara PON IX bersama DKI Jakarta (1977)
-Perak SEA Games (1979)
-Perunggu SEA Games (1981)
Ris adalah pemain Indonesia pertama yang dikontrak selama satu musim oleh Mackinnons FC, salah satu tim Divisi Utama Hong Kong (1974-1975). Ia pemain sepak bola Indonesia kedua yang dipinang klub luar negeri, setelah Iswadi Idris. Dia meninggalkan Hong Kong untuk bergabung dengan tim nasional Pra-Olimpiade 1976, yang saat itu langkah tim nasional dihentikan Korea Utara lewat drama adu penalti.
4. Widodo C Putro
Nama Lengkap : Widodo Cahyono Putro
Alias : No Alias
Posisi : Penyerang
Profesi : Pelatih
Tempat Lahir : Cilacap, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Selasa, 8 September 1970
Zodiac : Virgo
Warga Negara : Indonesia
Widodo Cahyono Putro atau yang lebih sering dikenal Widodo C Putro adalah seorang pemain sepak bola profesional yang berasal dari Indonesia. Ia lahir pada tanggal 8 November 1970 di Cilacap, Jawa Tengah. Saat ini ia merupakan salah satu asisten pelatih timnas Indonesia. Widodo sebelumnya juga sempat menjadi asisten pelatih timnas senior. Sebelum aktif di tim nasional, pencetak gol terbaik Piala Asia 1996 itu sempat menangani klub Persela Lamongan. Saat menjadi pemain, ia pernah memperkuat beberapa klub di Indonesia, seperti Petrokimia Putra (sekarang bernama Persegres Gresik) dan Persija Jakarta. Dia memulai kiprahnya di lapangan hijau dengan bergabung di sebuah klub bernama Warna Aging. Bakat gemilangnya kemudian terendus oleh Endang Witarsa dan kemudian mengajaknya bergabung ke Petrokimia Gresik. Selain menjadi pemain, dia juga pernah melatih Petrokimia Putra. Di bawah bendera Petrokimia Putra, Widodo pernah membawa tim ini menjuarai Liga Indonesia 2002. Setelah hijrah ke Persija Jakarta selama empat musim, Widodo kemudian kembali ke Petrokimia Gresik dan memutuskan untuk mengakhiri karier sepakbolanya di klub tersebut. Kiprah Widodo sebagai pelatih dimulai di Petrokimia Gresik pada musim 2004. Semusim kemudian, Widodo memutuskan pindah ke Persijap Jepara dan menjadi asisten pelatih selama dua musim. Berkat kemampuan jitunya dalam meracik tim dan juga menelurkan taktik brilian, Widodo kemudian dipercaya Badan Tim Nasional (BTN) untuk menjadi asisten pelatih kepala Timnas kala itu, Alfred Riedl. Prestasinya bersama timnas senior cukup membanggakan. Widodo dengan lancar mengantar timnas senior Indonesia menjadi juara dua Kejuaraan AFF Suzuki Cup pada 2010 lalu. Setelah itu, ia dipercaya untuk membantu Pelatih Rahmad Darmawan dalam menukangi Timnas U-23. Bersama timnas U-23, Widodo juga sukses mempersembahkan prestasi gemilang dengan mengantar Timnas meraih medali perak.
5. Peri Sandria
Nama : Peri Sandria
Panggilan : Peri
Lahir : Tandem, Binjai, 24 September 1969
Istri : Harianingsih
Anak : Peni Leonita Sandria
Tim favorit : Timnas Jerman, Bandung Raya, Kramayudha Tiga Berlian
Pemain favorit : Karl-Heinz Rummenigge, Herry Kiswanto
Prestasi : Medali emas SEA Games 1991, Pencetak gol terbanyak Liga Indonesia 1995-1996 (34 gol)
Peri Sandria (lahir di Tandem, Binjai, Sumatera Utara, 24 September 1969; umur 44 tahun) adalah mantan pesepakbola Indonesia. Rekor goalnya tidak terkalahkan selama Liga Indonesia bergulir. Sebagai pemain, nama Peri Sandria sangat disegani oleh bek lawan. Kini pemilik rekor pencetak gol terbanyak di Liga Indonesia dalam satu musim kompetisi dengan 34 gol itu telah menciptakan rekor lain saat menjadi pelatih.
Di musim kompetisi 2009-2010, Peri dipercaya menangani PS Siak yang berada di Divisi II. Target lolos ke Divisi I menjadi beban Peri. Hasilnya, ia sukses membawa tim asal Riau tersebut lolos ke Divisi I dengan rekor tak terkalahkan dalam 14 laga. Hanya semusim, suami dari Harianingsih, mantan pevoli nasional, itu hijrah ke Persipon Pontianak klub Divisi I. Sayang ia gagal mengantarkan timnya tersebut lolos ke Divisi Utama. Namun, hal ini tak menyurutkan niat PS Siak untuk kembali menggunakan jasanya setelah di musim yang sama gagal naik ke Divisi Utama.
Sebagai mantan pemain, karier kepelatihan pria kelahiran Tandem, Binjai ini memang tersendat. Peri memulai karier kepelatihannya sebagai asisten pelatih Persipo Purwakarta di Divisi II tahun 2004. Selanjutnya ia hanya menangani tim-tim gurem atau klub amatir. Hal itu juga disebabkan oleh lisensi kepelatihan Peri yang mentok di lisensi B nasional, yang diraihnya pada tahun 2008. Sayang memang karena dari segi usia Peri yang saat itu telah berumur 42 tahun mengaku tidak bisa lagi mengambil lisensi pelatih A Nasional maupun AFC. Menurut Peri, batasan umur untuk lisensi A AFC maksimal adalah 40 tahun.
6. Kurniawan Dwi Y
Nama Lengkap : Kurniawan Dwi Yulianto
Tempat Lahir : Kalinegoro, Kabupaten Magelang
Tanggal Lahir : 13 Juli 1976
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Penyerang
Karir Remaja:
1993–1994 : Sampdoria Primavera
Karir Senior:
1994–1995 : FC Luzern
1996–1999 : Pelita Jaya
1999–2001 : PSM Makassar
2001-2003 : PSPS Pekanbaru
2004-2005 : Persebaya Surabaya
2005-2006 : Persija Jakarta
2006-2007 : Serawak FA pindah ke PSS
2007-2008 : Persitara
2008–2009 : Persisam Samarinda
2009–2010 : Persela Lamongan
2010 : PSMS kemudian pindah ke Tangerang Wolves
Kurniawan Dwi Yulianto adalah seorang pesepak bola Indonesia yang juga dianggap sebagai salah satu yang terbaik yang dimiliki Indonesia ia lahir di Magelang pada tanggal 13 July 1976. Sekarang ditahun 2010 Kurniawan Dwi Yulianto mencoba peruntungannya bermain untuk klub kebanggaan masyarakat Tangerang yaitu Tangerang Wolves di Indonesia Premiere League. Biasa bermain sebagai striker, Kurniawan adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah bermain di Eropa. Pada awal kariernya dia sempat bermain di tim remaja Sampdoria sebelum kemudian pindah ke FC Luzern di Swiss akibat masalah dengan PSSI. Pemain yang akrab dipanggil "Ade" dan juga sering dijuluki "Kurus" karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia dan bermain dengan beberapa tim: PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya,Persija Jakarta , Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan, dan sekarang bermain untuk PSMS Medan. Antara Desember 2005 hingga Mei 2006, Kurniawan memperkuat Sarawak FC di Malaysia, namun ia dianggap gagal karena jarang mencetak gol dan diputus kontrak. Karier Kurniawan pernah melorot akibat mengkonsumsi narkoba pada sekitar akhir 1990-an, namun dia kemudian bangkit dan kembali memperoleh karier sepak bola yang sukses. Saat ini Kurniawan adalah pemain dengan penampilan terbanyak dalam timnas sepak bola Indonesia (60 penampilan) dan juga pencetak gol terbanyak kedua dalam timnas (33 gol) setelah Bambang Pamungkas (34 gol).
Lahir : Pasuruan, 3 Januari 1950
Karir
Pemain
- Persekap Pasuruan (1964-1969)
- Pardedetex Medan (1969-1970)
- UMS (1971)
- Persija Jakarta (1971-1973)
- PON DKI Jakarta (1973)
- Mackinnons FC Hongkong (1974-1975)
- Persija Jakarta (1975-1977)
- PON DKI Jakarta (1977)
- Warna Agung (1978-1983)
- Tim Nasional (1970-1981)
Pelatih
- Menteng FC, klub internal Persija (1984-1987)
- Warna Agung (1988)
- Lampung Putra (1989-1990)
- Persegres Gresik (1991-1992)
- Petrokimia Gresik (1993-1994)
- Persija Jakarta (1996)
- Persikad Depok (2005)
- Persipur Purwodadi (2006)
- Tim Monitoring Badan Tim Nasional (2007-...)
Prestasi
-Turut mengantarkan Persekap Pasuruan promosi ke Divisi Utama (1964)
-Juara Galatama bersama Warna Agung (1979/1980)
-Juara Perserikatan bersama Persija Jakarta (1971/1973)
-Juara Anniversary Cup bersama timnas Indonesia (1972)
-Mencetak dua gol ke gawang Santos Brazil saat timnas
Indonesia bertemu Santos (1972)
-Juara PON VIII bersama DKI Jakarta (1973)
-Juara PON IX bersama DKI Jakarta (1977)
-Perak SEA Games (1979)
-Perunggu SEA Games (1981)
Ris adalah pemain Indonesia pertama yang dikontrak selama satu musim oleh Mackinnons FC, salah satu tim Divisi Utama Hong Kong (1974-1975). Ia pemain sepak bola Indonesia kedua yang dipinang klub luar negeri, setelah Iswadi Idris. Dia meninggalkan Hong Kong untuk bergabung dengan tim nasional Pra-Olimpiade 1976, yang saat itu langkah tim nasional dihentikan Korea Utara lewat drama adu penalti.
4. Widodo C Putro
Nama Lengkap : Widodo Cahyono Putro
Alias : No Alias
Posisi : Penyerang
Profesi : Pelatih
Tempat Lahir : Cilacap, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Selasa, 8 September 1970
Zodiac : Virgo
Warga Negara : Indonesia
Widodo Cahyono Putro atau yang lebih sering dikenal Widodo C Putro adalah seorang pemain sepak bola profesional yang berasal dari Indonesia. Ia lahir pada tanggal 8 November 1970 di Cilacap, Jawa Tengah. Saat ini ia merupakan salah satu asisten pelatih timnas Indonesia. Widodo sebelumnya juga sempat menjadi asisten pelatih timnas senior. Sebelum aktif di tim nasional, pencetak gol terbaik Piala Asia 1996 itu sempat menangani klub Persela Lamongan. Saat menjadi pemain, ia pernah memperkuat beberapa klub di Indonesia, seperti Petrokimia Putra (sekarang bernama Persegres Gresik) dan Persija Jakarta. Dia memulai kiprahnya di lapangan hijau dengan bergabung di sebuah klub bernama Warna Aging. Bakat gemilangnya kemudian terendus oleh Endang Witarsa dan kemudian mengajaknya bergabung ke Petrokimia Gresik. Selain menjadi pemain, dia juga pernah melatih Petrokimia Putra. Di bawah bendera Petrokimia Putra, Widodo pernah membawa tim ini menjuarai Liga Indonesia 2002. Setelah hijrah ke Persija Jakarta selama empat musim, Widodo kemudian kembali ke Petrokimia Gresik dan memutuskan untuk mengakhiri karier sepakbolanya di klub tersebut. Kiprah Widodo sebagai pelatih dimulai di Petrokimia Gresik pada musim 2004. Semusim kemudian, Widodo memutuskan pindah ke Persijap Jepara dan menjadi asisten pelatih selama dua musim. Berkat kemampuan jitunya dalam meracik tim dan juga menelurkan taktik brilian, Widodo kemudian dipercaya Badan Tim Nasional (BTN) untuk menjadi asisten pelatih kepala Timnas kala itu, Alfred Riedl. Prestasinya bersama timnas senior cukup membanggakan. Widodo dengan lancar mengantar timnas senior Indonesia menjadi juara dua Kejuaraan AFF Suzuki Cup pada 2010 lalu. Setelah itu, ia dipercaya untuk membantu Pelatih Rahmad Darmawan dalam menukangi Timnas U-23. Bersama timnas U-23, Widodo juga sukses mempersembahkan prestasi gemilang dengan mengantar Timnas meraih medali perak.
5. Peri Sandria
Nama : Peri Sandria
Panggilan : Peri
Lahir : Tandem, Binjai, 24 September 1969
Istri : Harianingsih
Anak : Peni Leonita Sandria
Tim favorit : Timnas Jerman, Bandung Raya, Kramayudha Tiga Berlian
Pemain favorit : Karl-Heinz Rummenigge, Herry Kiswanto
Prestasi : Medali emas SEA Games 1991, Pencetak gol terbanyak Liga Indonesia 1995-1996 (34 gol)
Peri Sandria (lahir di Tandem, Binjai, Sumatera Utara, 24 September 1969; umur 44 tahun) adalah mantan pesepakbola Indonesia. Rekor goalnya tidak terkalahkan selama Liga Indonesia bergulir. Sebagai pemain, nama Peri Sandria sangat disegani oleh bek lawan. Kini pemilik rekor pencetak gol terbanyak di Liga Indonesia dalam satu musim kompetisi dengan 34 gol itu telah menciptakan rekor lain saat menjadi pelatih.
Di musim kompetisi 2009-2010, Peri dipercaya menangani PS Siak yang berada di Divisi II. Target lolos ke Divisi I menjadi beban Peri. Hasilnya, ia sukses membawa tim asal Riau tersebut lolos ke Divisi I dengan rekor tak terkalahkan dalam 14 laga. Hanya semusim, suami dari Harianingsih, mantan pevoli nasional, itu hijrah ke Persipon Pontianak klub Divisi I. Sayang ia gagal mengantarkan timnya tersebut lolos ke Divisi Utama. Namun, hal ini tak menyurutkan niat PS Siak untuk kembali menggunakan jasanya setelah di musim yang sama gagal naik ke Divisi Utama.
Sebagai mantan pemain, karier kepelatihan pria kelahiran Tandem, Binjai ini memang tersendat. Peri memulai karier kepelatihannya sebagai asisten pelatih Persipo Purwakarta di Divisi II tahun 2004. Selanjutnya ia hanya menangani tim-tim gurem atau klub amatir. Hal itu juga disebabkan oleh lisensi kepelatihan Peri yang mentok di lisensi B nasional, yang diraihnya pada tahun 2008. Sayang memang karena dari segi usia Peri yang saat itu telah berumur 42 tahun mengaku tidak bisa lagi mengambil lisensi pelatih A Nasional maupun AFC. Menurut Peri, batasan umur untuk lisensi A AFC maksimal adalah 40 tahun.
6. Kurniawan Dwi Y
Nama Lengkap : Kurniawan Dwi Yulianto
Tempat Lahir : Kalinegoro, Kabupaten Magelang
Tanggal Lahir : 13 Juli 1976
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Penyerang
Karir Remaja:
1993–1994 : Sampdoria Primavera
Karir Senior:
1994–1995 : FC Luzern
1996–1999 : Pelita Jaya
1999–2001 : PSM Makassar
2001-2003 : PSPS Pekanbaru
2004-2005 : Persebaya Surabaya
2005-2006 : Persija Jakarta
2006-2007 : Serawak FA pindah ke PSS
2007-2008 : Persitara
2008–2009 : Persisam Samarinda
2009–2010 : Persela Lamongan
2010 : PSMS kemudian pindah ke Tangerang Wolves
Kurniawan Dwi Yulianto adalah seorang pesepak bola Indonesia yang juga dianggap sebagai salah satu yang terbaik yang dimiliki Indonesia ia lahir di Magelang pada tanggal 13 July 1976. Sekarang ditahun 2010 Kurniawan Dwi Yulianto mencoba peruntungannya bermain untuk klub kebanggaan masyarakat Tangerang yaitu Tangerang Wolves di Indonesia Premiere League. Biasa bermain sebagai striker, Kurniawan adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah bermain di Eropa. Pada awal kariernya dia sempat bermain di tim remaja Sampdoria sebelum kemudian pindah ke FC Luzern di Swiss akibat masalah dengan PSSI. Pemain yang akrab dipanggil "Ade" dan juga sering dijuluki "Kurus" karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia dan bermain dengan beberapa tim: PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya,Persija Jakarta , Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan, dan sekarang bermain untuk PSMS Medan. Antara Desember 2005 hingga Mei 2006, Kurniawan memperkuat Sarawak FC di Malaysia, namun ia dianggap gagal karena jarang mencetak gol dan diputus kontrak. Karier Kurniawan pernah melorot akibat mengkonsumsi narkoba pada sekitar akhir 1990-an, namun dia kemudian bangkit dan kembali memperoleh karier sepak bola yang sukses. Saat ini Kurniawan adalah pemain dengan penampilan terbanyak dalam timnas sepak bola Indonesia (60 penampilan) dan juga pencetak gol terbanyak kedua dalam timnas (33 gol) setelah Bambang Pamungkas (34 gol).