6 fakta yang wajib diketahui tentang Evan Dimas :
1. Satu-satunya Alumni Nike The Chance 2012
Ya, Evan Dimas adalah satu-satunya Alumni Nike The Chance 2012 yang tampil di Piala AFF U-19
Agak sedikit disayangkan memang di Piala AFF U-19 2013 ini Evan tak
bisa bereuni untuk beradu kolektivitas tim bersama alumni Nike The
Chance 2012. Ya tak ada Rahmat Che Hashim di tubuh tim Malaysia, Napapon
Sripratheep di kubu Thailand, serta Muhammad Faris Bin Ramli dari tim
Singapora di Piala AFF ini.
Absennya ketiga pesaing Evan yang
sama-sama berangkat ke Barcelona dan dilatih Pep Guardiola itu bisa
dimaklumi. Sebab, mereka memang sudah melampaui usia 19 tahun. Rahmat 24
tahun, Faris 20 tahun dan Napapon 19 tahun lewat.
Memang, saat
terpilih mewakili Asia Tenggara tahun lalu tersebut, Evan termuda
ketimbang rekan-rekannya itu. Dia saat itu baru menginjak usia 17 tahun.
2. Pilih Sebelah Kanan Lapangan
Ada hal yang menarik saat coin toast antar kapten di tiap laga
Indonesia selama Piala AFF U-19 ini. Jika koin pilihannya keluar, maka
Evan akan lebih memilih tempat ketimbang bola. Sang kapten Garuda Jaya
ini akan lebih memilih sisi kanan lapangan dan menyerang ke kiri.
Entah apa yang diucapkan Evan pada wasit dan kapten lawan jika ia kalah
adu koin. Namun yang pasti, dari tujuh kick off babak pertamanya di
Piala AFF U-19 2013 lalu, Indonesia selalu menyerang dari sisi kanan
tribun utama stadion ke kiri.
Ditanya apakah ia punya mitos
tersendiri akan hal itu, Evan hanya tertawa sembari menjawab, "Soalnya
lebih enak sebelah situ, Mas."
3. Tiga Gelar Untuk Timnas Dalam Tiga Tahun
Evan bergabung dengan Timnas U-17 besutan Indra Sjafri sejak penghujung
2011 lalu. Baru beberapa bulan bergabung, Evan yang saat itu juga
menjadi kapten langsung angkat trofi pertamanya di HKFA International
Youth Football Invitation Tournament Hongkong pada Januari 2012.
Gelar kedua juga diraihnya bersama Indra pada Februari 2013 di even
yang sama. Kali ini bersama Timnas U-19, Evan mampu mempertahankan gelar
juara HKFA tersebut.
Piala AFF U-19 2013 akhirnya menjadi
gelar ketiga bagi Evan di Timnas. Bukan hanya mengakhiri puasa gelar
Indonesia, gelar ini memiliki arti tersendiri bagi Evan dan Timnas U-19.
Baginya ini adalah gelar pertama di depan publik sendiri.
"Kami akhirnya bisa membuktikan kalau dukungan penonton di Indonesia
bukanlah beban. Juara HKFA memang indah karena kami mempertahankan, tapi
angkat piala di hadapan penonton di tanah air sendiri lebih indah,"
ujar Evan.
4. Hanya Berjaya di Turnamen Level Timnas
Yup,
fakta keempat ini memang seolah menjadi misteri bagi Evan Dimas.
Kepiawaiannya menggocek bola dan menendang yang berakhir dengan tiga
gelar Timnas serta pemenang Nike The Chance Asia Tenggara 2012 ternyata
tak berimbas kepada klub yang ia bela. Tim yang Evan bela penuh malah
selalu gagal di tiap turnamen.
Pada Porprov Jatim III tahun
2011, evan mewakili tim Surabaya gagal menembus final. Timnya hanya
mampu finish sebagai juara ketiga pada even yang saat itu digelar di
Kediri.
Setahun berselang, Evan gagal membawa tim PON Jatim
berjaya di PON Riau lalu. Meski diperkuat pemain yang saat itu membela
Timnas U-23 macam Fandi Eko Utomo, Bima Ragil, dan Dany Saputra, Jatim
yang notabene juara bertahan harus rela tak lolos ke babak semifinal.
Untuk level kompetisi amatir, Evan memang memperoleh gelar juara pada
kompetisi antar klub internal PSSI Surabaya bersama Mitra Surabaya 2012
lalu. Namun saat itu ia hanya sedikit sekali tampil. Evan harus absen
membela Mitra karena kesibukannya di tiga tim sekaligus, yakni Timnas
U-17, PON Jatim dan Surabaya Muda. Di tim terakhir itu, Evan gagal
membawa timnya menjadi juara kompetisi Divisi III Amatir PSSI 2012.
Meredupnya Evan bersama tim di luar Timnas itu juga lah yang mungkin
membuat nasibnya tak kunjung disahkan di Persebaya Surabaya. Semoga
alinea terakhir ini hanya hipotesis dan kemungkinan. Ya, semoga!
5. Solikin Adalah Soulmate
Di kalangan intern Persebaya Surabaya, Evan dan Misbakhus Solikin kerap
kali dijuluki pasangan tak terpisahkan. Evan pun mengakuinya kalau dia
dan Solikin bukan hanya sahabat, namun sudah seperti saudara sendiri.
Pulang pergi latihan Persebaya, Evan selalu bareng Solikin. Menginap di
mes Karang Gayam pun keduanya memilih sekamar. Saat Timnas U-19
training center (TC) di Yogyakarta, Evan menyempatkan diri menyambangi
hotel tempat Persebaya menginap. Yang dicari pertama adalah, Solikin.
"Mereka itu seperti pacaran. Jangankan pulang pergi latihan, atau lari
bareng saat latihan, salah jadwal latihan pun Evan dan Solikin juga
barengan," ujar mantan pelatih Persebaya, Ibnu Grahan, sambil tertawa.
"Selain sama-sama gelandang, saya dan Solikin sudah nyetel sejak
Porprov. Lalu kita ketemu lagi di Surabaya Muda sampai akhirnya
Persebaya," beber Evan tentang sahabatnya.
Di tubuh Timnas U-19
Evan mengaku punya banyak soulmate. Mulai Mukhlis Hadi Ning Syaifulloh,
Dio Permana yang tak tercantum untuk Piala AFF, hingga yang baru
bergabung Hansamu Yama Pranata. "Mungkin sama-sama bahasa Jawa, jadi
lebih nyambung," terang Evan.
6. Antara Nomor 6 dan 19
Ada
dua nomor punggung favorit yang digunakan Evan di Timnas. Yakni nomor 19
dan yang digunakannya di Piala AFF U-19 lalu, dan nomor punggung 6.
Nomor 19 sebelumnya kerap digunakan Evan di HKFA Hongkong serta
beberapa laga ujicoba Timnas sebelumnya. Di saat entry name untuk Piala
AFF ia kemudian mengubah nomornya dan memilih nomor 6. Perubahan
tersebut ternyata bukan kehendak official Timnas. Melainkan pilihan Evan
karena alasan nomor milik idolanya.
Menurut Evan, nomor 19 itu
adalah nomor dari idolanya di Timnas senior. Sedangkan nomor 6 adalah
nomor Timnas idolanya dari luar negeri. Yakni, si gelandang Spanyol,
Andres Iniesta. "Di Indonesia idola saya Ahmad Bustomi, kalau luar saya
suka Iniesta. Saya belajar banyak dari permainan keduanya," aku Evan.
'Kecelakaan' kecil pernah terjadi dengan nomor 19. Bonek pernah protes
kepada manajemen Persebaya Surabaya karena Evan menggunakan nomor
tersebut saat latihan perdana bersama klubnya itu. Sebab nomor 19 sudah
dikeramatkan demi menghormati almarhum Eri Irianto. Meski saat itu,
manajemen yang lalai karena masih saja pesan nomor 19 di jerseynya, Evan
tetap meminta maaf.
"Kalau saya, nomor sih sembarang saja. Dikasih nomor berapa pun di Persebaya nanti, saya siap," kata Evan saat itu.
Di latihan Persebaya Evan pun kemudian mengenakan nomor seadanya.
Kadang 27 kadang pula nomor 32. Maklum sampai saat ini statusnya tak
kunjung jua disahkan sebagai pemain profesional oleh PSSI.
Jumat, 07 Maret 2014
Jumat, 21 Februari 2014
Striker Legendaris Indonesia
1. Bambang Nurdiansyah
Tempat lahir
: Banjarmasin, Indonesia
Posisi bermain:
Penyerang
Sebagai pesepakbola Bambang Nurdiansyah pernah mencatatkan penampilan
gemilang dengan memenangkan dua gelar Galatama saat bermain untuk Krama
Yudha Tiga Berlian. Sosok pelatih kelahiran Banjarmasin 28 Desember 1958
ini sudah dianggap sebagai pesepakbola legendaris Indonesia. Saat jeda Liga Indonesia tahun 2005 Bambang Nurdiansyah pernah ditunjuk
sebagai caretaker pelatih tim Garuda, sementara tahun 2011 pelatih yang
juga akrab disapa Banur ini pernah melatih tim sepak bola putri Indonesia
di ajang Sea Games 2011. Tahun 2007 saat final Piala Indonesia digelar
Banur dianugerahi salah satu dari 22 legenda sepakbola nasional. Banur bisa disebut sebagai sosok yang sarat akan pengalaman melatih di
kompetisi sepakbola nasional. Tak kurang dari 9 tim pernah Ia latih
termasuk tim nasional dan beberapa kali menjadi direktur teknik semisal
di Pelita Jaya tahun 2007. Menjelang ISL 2011/12 Banur direkrut oleh manajemen Persiram sebagai
pelatih tim berjuluk Dewa Laut ini. Hal ini tidak bisa dianggap mudah
karena disamping sebagai tim debutan, Persiram juga sering dibandingkan
dengan tim asal Papua lainnya semisal Persipura atau Persiwa.
2. Ricky Yacobi
Tempat lahir
: Medan, Sumatra Utara
Posisi bermain:
Penyerang
Ricky Yacobi adalah mantan pesepakbola nasional. Lahir di Medan pada
1963, ia biasa memainkan peran sebagai seorang striker, dan sempat
menjadi bintang di era 1980-an. Disamakan dengan legenda Jerman Paul
Breitner, Ricky lama bermain untuk Arseto Solo, BPD Jateng dan PSIS
Semarang, namun di suatu kesempatan pada 1988, ia pernah bermain di klub
luar negeri, tepatnya Jepang, dengan membela FC Matsushita, atau yang
kini lebih dikenal dengan nama Gamba Osaka. Di timnas sendiri, ia
mencatatkan namanya dengan menjadi kapten untuk gelaran Asian Games
1986, yang di mana Indonesia menempati posisi runner-up Grup C, namun
kemudian kandas di semi-final kala jumpa Korea Selatan.
3. Risdianto
Nama : Risdianto
Lahir : Pasuruan, 3 Januari 1950
Karir
Pemain
- Persekap Pasuruan (1964-1969)
- Pardedetex Medan (1969-1970)
- UMS (1971)
- Persija Jakarta (1971-1973)
- PON DKI Jakarta (1973)
- Mackinnons FC Hongkong (1974-1975)
- Persija Jakarta (1975-1977)
- PON DKI Jakarta (1977)
- Warna Agung (1978-1983)
- Tim Nasional (1970-1981)
Pelatih
- Menteng FC, klub internal Persija (1984-1987)
- Warna Agung (1988)
- Lampung Putra (1989-1990)
- Persegres Gresik (1991-1992)
- Petrokimia Gresik (1993-1994)
- Persija Jakarta (1996)
- Persikad Depok (2005)
- Persipur Purwodadi (2006)
- Tim Monitoring Badan Tim Nasional (2007-...)
Prestasi
-Turut mengantarkan Persekap Pasuruan promosi ke Divisi Utama (1964)
-Juara Galatama bersama Warna Agung (1979/1980)
-Juara Perserikatan bersama Persija Jakarta (1971/1973)
-Juara Anniversary Cup bersama timnas Indonesia (1972)
-Mencetak dua gol ke gawang Santos Brazil saat timnas
Indonesia bertemu Santos (1972)
-Juara PON VIII bersama DKI Jakarta (1973)
-Juara PON IX bersama DKI Jakarta (1977)
-Perak SEA Games (1979)
-Perunggu SEA Games (1981)
Ris adalah pemain Indonesia pertama yang dikontrak selama satu musim oleh Mackinnons FC, salah satu tim Divisi Utama Hong Kong (1974-1975). Ia pemain sepak bola Indonesia kedua yang dipinang klub luar negeri, setelah Iswadi Idris. Dia meninggalkan Hong Kong untuk bergabung dengan tim nasional Pra-Olimpiade 1976, yang saat itu langkah tim nasional dihentikan Korea Utara lewat drama adu penalti.
4. Widodo C Putro
Nama Lengkap : Widodo Cahyono Putro
Alias : No Alias
Posisi : Penyerang
Profesi : Pelatih
Tempat Lahir : Cilacap, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Selasa, 8 September 1970
Zodiac : Virgo
Warga Negara : Indonesia
Widodo Cahyono Putro atau yang lebih sering dikenal Widodo C Putro adalah seorang pemain sepak bola profesional yang berasal dari Indonesia. Ia lahir pada tanggal 8 November 1970 di Cilacap, Jawa Tengah. Saat ini ia merupakan salah satu asisten pelatih timnas Indonesia. Widodo sebelumnya juga sempat menjadi asisten pelatih timnas senior. Sebelum aktif di tim nasional, pencetak gol terbaik Piala Asia 1996 itu sempat menangani klub Persela Lamongan. Saat menjadi pemain, ia pernah memperkuat beberapa klub di Indonesia, seperti Petrokimia Putra (sekarang bernama Persegres Gresik) dan Persija Jakarta. Dia memulai kiprahnya di lapangan hijau dengan bergabung di sebuah klub bernama Warna Aging. Bakat gemilangnya kemudian terendus oleh Endang Witarsa dan kemudian mengajaknya bergabung ke Petrokimia Gresik. Selain menjadi pemain, dia juga pernah melatih Petrokimia Putra. Di bawah bendera Petrokimia Putra, Widodo pernah membawa tim ini menjuarai Liga Indonesia 2002. Setelah hijrah ke Persija Jakarta selama empat musim, Widodo kemudian kembali ke Petrokimia Gresik dan memutuskan untuk mengakhiri karier sepakbolanya di klub tersebut. Kiprah Widodo sebagai pelatih dimulai di Petrokimia Gresik pada musim 2004. Semusim kemudian, Widodo memutuskan pindah ke Persijap Jepara dan menjadi asisten pelatih selama dua musim. Berkat kemampuan jitunya dalam meracik tim dan juga menelurkan taktik brilian, Widodo kemudian dipercaya Badan Tim Nasional (BTN) untuk menjadi asisten pelatih kepala Timnas kala itu, Alfred Riedl. Prestasinya bersama timnas senior cukup membanggakan. Widodo dengan lancar mengantar timnas senior Indonesia menjadi juara dua Kejuaraan AFF Suzuki Cup pada 2010 lalu. Setelah itu, ia dipercaya untuk membantu Pelatih Rahmad Darmawan dalam menukangi Timnas U-23. Bersama timnas U-23, Widodo juga sukses mempersembahkan prestasi gemilang dengan mengantar Timnas meraih medali perak.
5. Peri Sandria
Nama : Peri Sandria
Panggilan : Peri
Lahir : Tandem, Binjai, 24 September 1969
Istri : Harianingsih
Anak : Peni Leonita Sandria
Tim favorit : Timnas Jerman, Bandung Raya, Kramayudha Tiga Berlian
Pemain favorit : Karl-Heinz Rummenigge, Herry Kiswanto
Prestasi : Medali emas SEA Games 1991, Pencetak gol terbanyak Liga Indonesia 1995-1996 (34 gol)
Peri Sandria (lahir di Tandem, Binjai, Sumatera Utara, 24 September 1969; umur 44 tahun) adalah mantan pesepakbola Indonesia. Rekor goalnya tidak terkalahkan selama Liga Indonesia bergulir. Sebagai pemain, nama Peri Sandria sangat disegani oleh bek lawan. Kini pemilik rekor pencetak gol terbanyak di Liga Indonesia dalam satu musim kompetisi dengan 34 gol itu telah menciptakan rekor lain saat menjadi pelatih.
Di musim kompetisi 2009-2010, Peri dipercaya menangani PS Siak yang berada di Divisi II. Target lolos ke Divisi I menjadi beban Peri. Hasilnya, ia sukses membawa tim asal Riau tersebut lolos ke Divisi I dengan rekor tak terkalahkan dalam 14 laga. Hanya semusim, suami dari Harianingsih, mantan pevoli nasional, itu hijrah ke Persipon Pontianak klub Divisi I. Sayang ia gagal mengantarkan timnya tersebut lolos ke Divisi Utama. Namun, hal ini tak menyurutkan niat PS Siak untuk kembali menggunakan jasanya setelah di musim yang sama gagal naik ke Divisi Utama.
Sebagai mantan pemain, karier kepelatihan pria kelahiran Tandem, Binjai ini memang tersendat. Peri memulai karier kepelatihannya sebagai asisten pelatih Persipo Purwakarta di Divisi II tahun 2004. Selanjutnya ia hanya menangani tim-tim gurem atau klub amatir. Hal itu juga disebabkan oleh lisensi kepelatihan Peri yang mentok di lisensi B nasional, yang diraihnya pada tahun 2008. Sayang memang karena dari segi usia Peri yang saat itu telah berumur 42 tahun mengaku tidak bisa lagi mengambil lisensi pelatih A Nasional maupun AFC. Menurut Peri, batasan umur untuk lisensi A AFC maksimal adalah 40 tahun.
6. Kurniawan Dwi Y
Nama Lengkap : Kurniawan Dwi Yulianto
Tempat Lahir : Kalinegoro, Kabupaten Magelang
Tanggal Lahir : 13 Juli 1976
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Penyerang
Karir Remaja:
1993–1994 : Sampdoria Primavera
Karir Senior:
1994–1995 : FC Luzern
1996–1999 : Pelita Jaya
1999–2001 : PSM Makassar
2001-2003 : PSPS Pekanbaru
2004-2005 : Persebaya Surabaya
2005-2006 : Persija Jakarta
2006-2007 : Serawak FA pindah ke PSS
2007-2008 : Persitara
2008–2009 : Persisam Samarinda
2009–2010 : Persela Lamongan
2010 : PSMS kemudian pindah ke Tangerang Wolves
Kurniawan Dwi Yulianto adalah seorang pesepak bola Indonesia yang juga dianggap sebagai salah satu yang terbaik yang dimiliki Indonesia ia lahir di Magelang pada tanggal 13 July 1976. Sekarang ditahun 2010 Kurniawan Dwi Yulianto mencoba peruntungannya bermain untuk klub kebanggaan masyarakat Tangerang yaitu Tangerang Wolves di Indonesia Premiere League. Biasa bermain sebagai striker, Kurniawan adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah bermain di Eropa. Pada awal kariernya dia sempat bermain di tim remaja Sampdoria sebelum kemudian pindah ke FC Luzern di Swiss akibat masalah dengan PSSI. Pemain yang akrab dipanggil "Ade" dan juga sering dijuluki "Kurus" karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia dan bermain dengan beberapa tim: PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya,Persija Jakarta , Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan, dan sekarang bermain untuk PSMS Medan. Antara Desember 2005 hingga Mei 2006, Kurniawan memperkuat Sarawak FC di Malaysia, namun ia dianggap gagal karena jarang mencetak gol dan diputus kontrak. Karier Kurniawan pernah melorot akibat mengkonsumsi narkoba pada sekitar akhir 1990-an, namun dia kemudian bangkit dan kembali memperoleh karier sepak bola yang sukses. Saat ini Kurniawan adalah pemain dengan penampilan terbanyak dalam timnas sepak bola Indonesia (60 penampilan) dan juga pencetak gol terbanyak kedua dalam timnas (33 gol) setelah Bambang Pamungkas (34 gol).
Lahir : Pasuruan, 3 Januari 1950
Karir
Pemain
- Persekap Pasuruan (1964-1969)
- Pardedetex Medan (1969-1970)
- UMS (1971)
- Persija Jakarta (1971-1973)
- PON DKI Jakarta (1973)
- Mackinnons FC Hongkong (1974-1975)
- Persija Jakarta (1975-1977)
- PON DKI Jakarta (1977)
- Warna Agung (1978-1983)
- Tim Nasional (1970-1981)
Pelatih
- Menteng FC, klub internal Persija (1984-1987)
- Warna Agung (1988)
- Lampung Putra (1989-1990)
- Persegres Gresik (1991-1992)
- Petrokimia Gresik (1993-1994)
- Persija Jakarta (1996)
- Persikad Depok (2005)
- Persipur Purwodadi (2006)
- Tim Monitoring Badan Tim Nasional (2007-...)
Prestasi
-Turut mengantarkan Persekap Pasuruan promosi ke Divisi Utama (1964)
-Juara Galatama bersama Warna Agung (1979/1980)
-Juara Perserikatan bersama Persija Jakarta (1971/1973)
-Juara Anniversary Cup bersama timnas Indonesia (1972)
-Mencetak dua gol ke gawang Santos Brazil saat timnas
Indonesia bertemu Santos (1972)
-Juara PON VIII bersama DKI Jakarta (1973)
-Juara PON IX bersama DKI Jakarta (1977)
-Perak SEA Games (1979)
-Perunggu SEA Games (1981)
Ris adalah pemain Indonesia pertama yang dikontrak selama satu musim oleh Mackinnons FC, salah satu tim Divisi Utama Hong Kong (1974-1975). Ia pemain sepak bola Indonesia kedua yang dipinang klub luar negeri, setelah Iswadi Idris. Dia meninggalkan Hong Kong untuk bergabung dengan tim nasional Pra-Olimpiade 1976, yang saat itu langkah tim nasional dihentikan Korea Utara lewat drama adu penalti.
4. Widodo C Putro
Nama Lengkap : Widodo Cahyono Putro
Alias : No Alias
Posisi : Penyerang
Profesi : Pelatih
Tempat Lahir : Cilacap, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Selasa, 8 September 1970
Zodiac : Virgo
Warga Negara : Indonesia
Widodo Cahyono Putro atau yang lebih sering dikenal Widodo C Putro adalah seorang pemain sepak bola profesional yang berasal dari Indonesia. Ia lahir pada tanggal 8 November 1970 di Cilacap, Jawa Tengah. Saat ini ia merupakan salah satu asisten pelatih timnas Indonesia. Widodo sebelumnya juga sempat menjadi asisten pelatih timnas senior. Sebelum aktif di tim nasional, pencetak gol terbaik Piala Asia 1996 itu sempat menangani klub Persela Lamongan. Saat menjadi pemain, ia pernah memperkuat beberapa klub di Indonesia, seperti Petrokimia Putra (sekarang bernama Persegres Gresik) dan Persija Jakarta. Dia memulai kiprahnya di lapangan hijau dengan bergabung di sebuah klub bernama Warna Aging. Bakat gemilangnya kemudian terendus oleh Endang Witarsa dan kemudian mengajaknya bergabung ke Petrokimia Gresik. Selain menjadi pemain, dia juga pernah melatih Petrokimia Putra. Di bawah bendera Petrokimia Putra, Widodo pernah membawa tim ini menjuarai Liga Indonesia 2002. Setelah hijrah ke Persija Jakarta selama empat musim, Widodo kemudian kembali ke Petrokimia Gresik dan memutuskan untuk mengakhiri karier sepakbolanya di klub tersebut. Kiprah Widodo sebagai pelatih dimulai di Petrokimia Gresik pada musim 2004. Semusim kemudian, Widodo memutuskan pindah ke Persijap Jepara dan menjadi asisten pelatih selama dua musim. Berkat kemampuan jitunya dalam meracik tim dan juga menelurkan taktik brilian, Widodo kemudian dipercaya Badan Tim Nasional (BTN) untuk menjadi asisten pelatih kepala Timnas kala itu, Alfred Riedl. Prestasinya bersama timnas senior cukup membanggakan. Widodo dengan lancar mengantar timnas senior Indonesia menjadi juara dua Kejuaraan AFF Suzuki Cup pada 2010 lalu. Setelah itu, ia dipercaya untuk membantu Pelatih Rahmad Darmawan dalam menukangi Timnas U-23. Bersama timnas U-23, Widodo juga sukses mempersembahkan prestasi gemilang dengan mengantar Timnas meraih medali perak.
5. Peri Sandria
Nama : Peri Sandria
Panggilan : Peri
Lahir : Tandem, Binjai, 24 September 1969
Istri : Harianingsih
Anak : Peni Leonita Sandria
Tim favorit : Timnas Jerman, Bandung Raya, Kramayudha Tiga Berlian
Pemain favorit : Karl-Heinz Rummenigge, Herry Kiswanto
Prestasi : Medali emas SEA Games 1991, Pencetak gol terbanyak Liga Indonesia 1995-1996 (34 gol)
Peri Sandria (lahir di Tandem, Binjai, Sumatera Utara, 24 September 1969; umur 44 tahun) adalah mantan pesepakbola Indonesia. Rekor goalnya tidak terkalahkan selama Liga Indonesia bergulir. Sebagai pemain, nama Peri Sandria sangat disegani oleh bek lawan. Kini pemilik rekor pencetak gol terbanyak di Liga Indonesia dalam satu musim kompetisi dengan 34 gol itu telah menciptakan rekor lain saat menjadi pelatih.
Di musim kompetisi 2009-2010, Peri dipercaya menangani PS Siak yang berada di Divisi II. Target lolos ke Divisi I menjadi beban Peri. Hasilnya, ia sukses membawa tim asal Riau tersebut lolos ke Divisi I dengan rekor tak terkalahkan dalam 14 laga. Hanya semusim, suami dari Harianingsih, mantan pevoli nasional, itu hijrah ke Persipon Pontianak klub Divisi I. Sayang ia gagal mengantarkan timnya tersebut lolos ke Divisi Utama. Namun, hal ini tak menyurutkan niat PS Siak untuk kembali menggunakan jasanya setelah di musim yang sama gagal naik ke Divisi Utama.
Sebagai mantan pemain, karier kepelatihan pria kelahiran Tandem, Binjai ini memang tersendat. Peri memulai karier kepelatihannya sebagai asisten pelatih Persipo Purwakarta di Divisi II tahun 2004. Selanjutnya ia hanya menangani tim-tim gurem atau klub amatir. Hal itu juga disebabkan oleh lisensi kepelatihan Peri yang mentok di lisensi B nasional, yang diraihnya pada tahun 2008. Sayang memang karena dari segi usia Peri yang saat itu telah berumur 42 tahun mengaku tidak bisa lagi mengambil lisensi pelatih A Nasional maupun AFC. Menurut Peri, batasan umur untuk lisensi A AFC maksimal adalah 40 tahun.
6. Kurniawan Dwi Y
Nama Lengkap : Kurniawan Dwi Yulianto
Tempat Lahir : Kalinegoro, Kabupaten Magelang
Tanggal Lahir : 13 Juli 1976
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Penyerang
Karir Remaja:
1993–1994 : Sampdoria Primavera
Karir Senior:
1994–1995 : FC Luzern
1996–1999 : Pelita Jaya
1999–2001 : PSM Makassar
2001-2003 : PSPS Pekanbaru
2004-2005 : Persebaya Surabaya
2005-2006 : Persija Jakarta
2006-2007 : Serawak FA pindah ke PSS
2007-2008 : Persitara
2008–2009 : Persisam Samarinda
2009–2010 : Persela Lamongan
2010 : PSMS kemudian pindah ke Tangerang Wolves
Kurniawan Dwi Yulianto adalah seorang pesepak bola Indonesia yang juga dianggap sebagai salah satu yang terbaik yang dimiliki Indonesia ia lahir di Magelang pada tanggal 13 July 1976. Sekarang ditahun 2010 Kurniawan Dwi Yulianto mencoba peruntungannya bermain untuk klub kebanggaan masyarakat Tangerang yaitu Tangerang Wolves di Indonesia Premiere League. Biasa bermain sebagai striker, Kurniawan adalah salah satu dari sedikit pemain Indonesia yang pernah bermain di Eropa. Pada awal kariernya dia sempat bermain di tim remaja Sampdoria sebelum kemudian pindah ke FC Luzern di Swiss akibat masalah dengan PSSI. Pemain yang akrab dipanggil "Ade" dan juga sering dijuluki "Kurus" karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia dan bermain dengan beberapa tim: PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya,Persija Jakarta , Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan, dan sekarang bermain untuk PSMS Medan. Antara Desember 2005 hingga Mei 2006, Kurniawan memperkuat Sarawak FC di Malaysia, namun ia dianggap gagal karena jarang mencetak gol dan diputus kontrak. Karier Kurniawan pernah melorot akibat mengkonsumsi narkoba pada sekitar akhir 1990-an, namun dia kemudian bangkit dan kembali memperoleh karier sepak bola yang sukses. Saat ini Kurniawan adalah pemain dengan penampilan terbanyak dalam timnas sepak bola Indonesia (60 penampilan) dan juga pencetak gol terbanyak kedua dalam timnas (33 gol) setelah Bambang Pamungkas (34 gol).
Kamis, 20 Februari 2014
Suporter Terkreatif di Indonesia
1. BCS ( Brigata Curva Sud ) Suporter PSS Sleman
Di Peringkat Pertama Ada Brigata Curva Sud atau yang lebih dikenal sebagai BCS adalah pendukung /
suporter sepakbola yang berasal dari klub sleman yaitu PSS Sleman.
Brigata Curva Sud bermarkas di tribun selatan Stadion Maguwoharjo yang
juga dipakai sebagai nama komunitas tersebut "Curva Sud". Brigata Curva
Sud berbeda dengan suporter sepakbola Indonesia pada umumnya, mereka
memiliki cara unik tersendiri untuk mendukung tim kesayangannya PSS
Sleman. Salah satunya, melakukan koreografi disaat pertandingan
berlangsung seperti ultras- ultras di Italia
pada umumnya. Brigata Curva Sud mewajibkan anggotanya untuk memakai
sepatu dan berpakaian rapi disaat mendukung tim kebanggaan mereka PSS
Sleman. Yang membuat nama BCS lebih istimewa di bandingkan suporter
lainnya di indonesia adalah BCS pernah menjadi suporter terbaik nomor 4
di dunia versi ULTRASWORLD. Saat PSS Sleman bermain suporter
ini tak pernah berhenti bernyanyi selama 45x2 pertandingan. Loyalitas
ini ditunjukan pada saat PSS main stadion selalu dipenuhi oleh para
suporter. Dan BCS juga mempunyai slogan " No Ticket, No Game ".
2. Aremania (Arema Malang)
Aremania adalah sebutan untuk komunitas pendukung (suporter) klub sepak bola
Arema Malang.
Aremania termasuk suporter paling loyal di Indonesia. Di setiap pertandingan, entah di Malang maupun di luar kota Malang, Aremania selalu mendukung tim kesayangannya. Mereka tidak pernah peduli timnya menang atau kalah, yang penting mereka mendukung tim kesayangan mereka dengan cara yang sportif, atraktif dan simpatik. Penghargaan yang pernah diraih oleh Aremania antara lain adalah The Best Suporter pada Ligina VI tahun 2000 Oleh Ketum Agum Gumelar. dan The Best Suporter pada Copa Indonesia II tahun 2006.
3. Viking (Persib Bandung)
Viking Persib Club
atau dikenal dengan Viking adalah kelompok pendukung kesebelasan
sepakbola Indonesia, Persib Bandung yang berdiri 17 Juli 1993. Di hampir
setiap pertandingan kandang maupun tandang viking selalu hadir untuk
memberikan dukungannya. Viking termasuk suporter indonesia dengan jumlah
anggota yang cukup banyak
Aremania termasuk suporter paling loyal di Indonesia. Di setiap pertandingan, entah di Malang maupun di luar kota Malang, Aremania selalu mendukung tim kesayangannya. Mereka tidak pernah peduli timnya menang atau kalah, yang penting mereka mendukung tim kesayangan mereka dengan cara yang sportif, atraktif dan simpatik. Penghargaan yang pernah diraih oleh Aremania antara lain adalah The Best Suporter pada Ligina VI tahun 2000 Oleh Ketum Agum Gumelar. dan The Best Suporter pada Copa Indonesia II tahun 2006.
3. Viking (Persib Bandung)
4. Bonek (Persebaya)
5. Pusamania Suporter Persisam Samarinda
Pusamania,
adalah sekelompok suporter yang berasal dari pulau Kalimantan atau
tepatnya di kota samarinda kelompok suporter ini adalah pendukung dari
Persisam Samarinda, Kelompok suporter ini juga terbilang suporter paling
fanatik karena di setiap pertandingan Persisam Pusamania selalu hadir,
dan bernyanyi nyanyi didalam stadion selama 45 x 2 menit berlangsung,
suporter ini juga sering membuat koreografi pada saat pertandingan
berlangsung. Pusamania juga mempunyai slogan " Indonesia Satu "
6. Pasoepati Suporter Persis Solo
Kelompok Suporter ini berasal dari Solo, Suporter yang terlahir pada
tahun 2000-an ini memiliki kelompok suporter yang cukup banyak. Suporter
yang tak pernah henti mendukung tim kesayangannya ini mampu membuktikan
bahwa mereka suporter paling fanatik Pasoepati Juga Mempunyai Slogan "
No Anarki, No Rasis "
7. The Jak Mania Suporter Persija Jakarta
The Jak Mania Kelompok Suporter Dari Jakarta, Kelompok suporter ini
memang terbilang memiliki fanatisme berlebihan sehingga sering kali
membuat onar / tawuran antar kelompok Thejak satu sama lain, namun di
sisi itu juga The jak memiliki suporter yang tak pernah berhenti
mendukung team kesayangannya. Slogan dari The Jak Mania adalah "
Se-Indonesia The Jakmania "
8. L.A Mania (Persela Lamongan)
Persela pastinya sangat bangga mempunyai suporter yang fanatik seperti L.A Mania. Ya, L.A Mania merupakan sebutan bagi Suporter Persela Lamongan. Mereka sangat mencintai timnya, mereka harus rela berbondong-bondong untuk menonton timnya yang akan bertanding.
9. The Macz Man (PSM Makasar)
Sebagai klub tertua di Indonesia, wajar saja PSM Makasar mempunyai suporter yang fanatik. The Macz Man adalah suporter terbesar yang dimiliki klub PSM Makasar. Loyalitas terhadap timnya sangat besar, mereka selalu memberikan dukungan yang terbaik untuk timnya. Dantidak pernah lupa bernyanyi untuk tim kesayangannya.
8. L.A Mania (Persela Lamongan)
Persela pastinya sangat bangga mempunyai suporter yang fanatik seperti L.A Mania. Ya, L.A Mania merupakan sebutan bagi Suporter Persela Lamongan. Mereka sangat mencintai timnya, mereka harus rela berbondong-bondong untuk menonton timnya yang akan bertanding.
9. The Macz Man (PSM Makasar)
Sebagai klub tertua di Indonesia, wajar saja PSM Makasar mempunyai suporter yang fanatik. The Macz Man adalah suporter terbesar yang dimiliki klub PSM Makasar. Loyalitas terhadap timnya sangat besar, mereka selalu memberikan dukungan yang terbaik untuk timnya. Dantidak pernah lupa bernyanyi untuk tim kesayangannya.
9. Panser Biru (PSIS Semarang)
Panser biru adalah suporter bagi klub PSIS Semarang. Suporter ini juga sangat mencintai Klubnya, walaupun pernah terpuruk tapi mereka tetap setia mendukung tim kebanggaannya hingga saat ini.
Senin, 17 Februari 2014
10 Stadion terbesar di Indonesia
1. Stadion Utama Gelora Bung Karno
Letak :Jakarta Pusat,Kapasitas :88.083 orang,
Mulai pembangunan :8 Februari 1960
Dibuka : 24 Agustus 1962
Diperbesar : 17 Agustus 1962
Direnovasi : 24 Juli 1962
Biaya pembuatan : $12,500,000
Lampu : 1.700 luks
Jenis Rumput : Zoysia Matrelia Linmer
Panjang sentel ban : 800 meter
Panjang lapangan : 110 meter
Lebar lapangan : 70 meter
Lintasan Atletik : 400 meter, 8 jalur
Menjelang Piala Asia 2007, dilakukan renovasi pada stadion yang mengurangi kapasitas stadion dari 100.000 penonton menjadi 88.083 penonton.
2. Stadion Palaran
Kota : Samarinda, Kalimantan Timur
Dibangun : Tahun 2005
Kandang : Persisam Putra Samarinda
Kapasitas : 50.000-60.000
Tipe Stadion : Stadion Madya (Olympiq)
Kategori : A
Event Besar - PON XVII 2008 Kalimantan Timur
Sejarah Singkat
Stadion ini diproyeksikan untuk acara pembukaan dan penutupan PON XVII 2008 Kalimantan Timur. Stadion ini merupakan stadion pertama di Indonesia
yang seluruh tempat duduknya memakai kursi penonton. Merupakan salah
satu stadion terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara yang
kapasitasnya kurang lebih 50.000 kursi.3. Stadion Gelora Bung Tomo
Kota : Surabaya, Jawa Timur
Dibangun : Tahun 2008
Kandang : -
Kapasitas : 55.000 tempat duduk.
Tipe stadion : Stadion Madya (Olympic)
Kategori : A
Sejarah Singkat
Stadion
Gelora Bung Tomo terletak di Surabaya Barat. Jawa Timur yang merupakan
kandang masa depan dari klub Persebaya Surabaya. Stadion ini merupakan
salah satu stadion terbesar Indonesia yang memiliki kapasitas kurang
lebih 55.000 tempat duduk.
4.Gelora Jakabaring
Kota : Palembang, Sumatera Selatan
Dibangun : Tahun 2001
Kandang : Sriwijaya FC (Super Liga)
Kapasitas : 40.000 tempat duduk
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : A
Event Besar - PON XVI 2004 Sumatera Selatan
- Piala Asia 2007
Sejarah Singkat:
Stadion
Gelora Sriwijaya yang terletak di daerah jakabaring Palembang ini
merupakan salah satu
stadion besar di Indonesia. Dibangun dalam rangka
persiapan Sumatera Selatan sebagai tuan rumah
PON XVI 2004, menunjukan
keseriusan daerah ini dalam menyambut dan menyukseskan event
empat
tahunan tersebut. Dan kini pasca PON stadion ini digunakan klub juara
Copa Indonesia dan
juara Liga Indonesia 2007, Sriwijaya FC sebagai
kandang klub tersebut.
Stadion
ini juga pernah digunakan sebagai tuan rumah pertandingan kualifikasi
dan perebutan tempat
ke-3 Piala Asia 2007 mewakili stadion Indonesia
selain Gelora Bung Karno.
5. Stadion Si Jalak Harupat
Letak :Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Dibangun : Januari 2003
Kandang : Persikab Kab.Bandung (Divisi Utama), Persib Bandung (Super Liga).
Kapasitas : 40.000 Penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : B+
Big Match : - Pertandingan persahabatan internasional (Persib vs KLFA 5-0)
- Final Liga Indonesia XIV 2007/2008 (Sriwijaya FC vs PSMS 1-1 ET 3-1)
Sejarah Singkat
Stadion Si Jalak Harupat adalah suatu stadion olahraga yang berlokasi di desa Kopo
dan Cibodas, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Nama Si Jalak
Harupat diambil dari julukan salah seorang pahlawan dari Bandung yaitu
Otto Iskandardinata.
Kini
stadion tersebut menjadi milik dari Pemerintah Kabupaten Bandung.
Persikab, yang merupakan
wakil Kabupaten Bandung di Liga Indonesia
menjadikan stadion tersebut sebagai kandangnya, walau kadang-kadang Persib atau tim-tim lainnya juga turut menggunakannya.
Stadion
ini dibangun mulai Januari 2003 pada saat Kabupaten Bandung dipimpin
oleh bupati Obar Sobarna dengan biaya 67,5 miliar rupiah dari APBD
Kabupaten Bandung. Selanjutnya diresmikan pada hari jadi Kabupaten
Bandung ke 364, tanggal 26 April 2005 oleh Agum Gumelar yang menjabat
sebagai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat |
6. Stadion Kanjuruhan
Letak : Kepanjen, Malang, Jawa Timur
Dibangun : Tahun 1997, Diresmikan 9 Juni 2004
Kandang : Arema Indonesia (Super Liga)
Kapasitas : 35.000 Penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : B
Sejarah Singkat
Stadion Kanjuruhan adalah stadion sepakbola yang terletak di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur atau sekitar 26 kilometer
dari pusat kota Malang. Stadion Kanjuruhan dibangun sejak tahun 1997
dengan biaya lebih dari 35 miliar. Tanggal 9 Juni 2004, stadion ini
diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, saat pembukaan
digelar pertandingan kompetisi Divisi I Liga Pertamina Tahun 2004,
antara Arema melawan PSS Sleman. Pertandingan berakhir untuk kemenangan
Arema 1-0. Stadion ini merupakan kandang klub Arema Indonesia dalam
melakukan pertandingan di Super Liga Indonesia yang memiliki kapasitas kurang lebih 35.000 penonton. |
---|
7. Stadion Harapan Bangsa
Kota : Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam
Dibangun :
Kandang :
Kapasitas : 40.000 Penonton
Tipe Stadion : Stadion Madya (Olympic)
Kategori : B
Sejarah Singkat
Renovasi stadion ini dilakukan pasca tsunami yang melanda daerah aceh dan sekitarnya dengan bantuan dana oleh FIFA.
8. Stadion Gelora Delta
Kota : Sidoarjo, Jawa Timur
Dibangun : (selesai tahun 2000)
Kandang : Deltras Sidoarjo (Super Liga)
Kapasitas : 35.000 Penonton
Tipe Stadion : Stadion Madya (Olimpiq)
Kategori : B+
Event Besar - PON XV 2000 Jawa Timur
Big Match - Final Copa Indonesia 2006 (Arema vs Persipura 2-0)
Sejarah Singkat
Stadion Gelora Delta
merupakan salah satu stadion di Indonesia yang memiliki lintasan
atletik. Terletak di jantung Kota Sidoarjo dengan kapasitas 35.000
penonton, Gelora Delta ini di bangun untuk penyelengaraan PON XV 2000
Jawa Timur dan setelah evebt tersebut didepan stadion dibangun museum
PON Jawa Timur. Sekarang stadion ini digunakan sebagai kandang klub
Super Liga, Deltras Sidoarjo.
9. Stadion Manahan
Kota : Solo, Jawa Tengah
Dibangun : Tahun 1998
Kandang : Persis Solo (Divisi Utama)
Kapasitas : 35.000 Penonton
Tipe Stadion : Stadion Madya (Olympiq)
Kategori : B+
Big Match
- Final Liga Indonesia XIII 2006 (Persik vs PSIS 1-0)
- Final Piala Indoneisa 2010 (Sriwijaya vs Arema 2-1)
Sejarah Singkat
Stadion
Manahan adalah stadion madya yang terletak di Kotamadya Surakarta, Jawa
Tengah. Dalam sejarahnya Stadion Manahan pernah jadi kandang klub-klub
ternama tanah air antara
lain : Arseto Solo, Pelita Solo (sekarang Pelita Jaya), dan Persijatim
Solo FC (sekarang Sriwijaya FC). Sekarang stadion ini mutlak menjadi
markas dari keseblasan lokal, Persis Solo.
10. Stadion Aji ImbutLokasi : Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara. Kalimantan TimurPemilik : Pemerintah Kaltim Mulai pembangunan : 2005 Dibuka : 18 Juni 2008 Biaya pembuatan : Rp899 Miliar Kapasitas : 35.000 Permukaan : Rumput GOR Aji Imbut adalah sebuah gelanggang olahraga/stadion yang berlokasi di desa Perjiwa, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Kartanegara, provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Stadion ini dibangun sebagai sarana olahraga untuk PON XVII tahun 2008.[2] Sebelumnya stadion ini bernama Stadion Madya Tenggarong atau Stadion Kudungga. Kemudian, pada tanggak 28 Maret 2011 Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak meresmikan stadion ini dengan nama GOR Aji Imbut.[3] |
---|
Selasa, 11 Februari 2014
Pemain Asli Indonesia yang Bermain Di Luar Negeri
1. Farri Agri
Nama Lengkap : Syaffarizal MursalinTanggal Lahir : 6 Agustus 1992
Tempat Lahir : Lhokseumawe, Aceh, Indonesia
Tinggi Badan : 172 cm.
Berat Badan : 65 Kg.
Posisi : Striker
Klub : Al Khor (Qatar)
Farri lahir dari orangtua asli Indonesia. Ia bermain di klub Qatar, Al-Khor, karena orangtuanya bekerja di negara tersebut. Farri memulai karir sepakbola di klub Al Khor dari kompetisi junior, dalam kompetisi junior (U-14) Qatar, dia mencetak 15 gol. Karena dinilai berbakat, Farri termasuk pemain asing Qatar yang masuk kandidat pemusatan latihan Aspire. Ini merupakan program jangka panjang Qatar untuk membina pemain berbakat yang punya prospek bisa dinaturalisasi menjadi pemain nasional Qatar.
2. Yussa Nugraha
Nama lenggap : Yussa Rexsava Putra Nugraha
Tanggal lahir: 21 Maret 2001
Tempat lahir: Surakarta
Warga Negara : Indonesia
Warga Negara : Indonesia
Tinggi Badan: 170 cm.
Klub: Svv Scheveningen (Belanda)
Anak bungsu nomor 3 dari ayah Edi Nugraha dan ibu Indra Lieu Nugraha , pindah ke Belanda waktu kelas 2 SD dari SD Nusukan 44 Surakarta.
Anak bungsu nomor 3 dari ayah Edi Nugraha dan ibu Indra Lieu Nugraha , pindah ke Belanda waktu kelas 2 SD dari SD Nusukan 44 Surakarta.
3.Arthur Irawan
Nama lengkap | Arthur Irawan | ||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tanggal lahir | 3 Maret 1993 (umur 20) | ||||||||||||||||||||
Tempat lahir | Surabaya, Indonesia | ||||||||||||||||||||
Tinggi | 1.75 m (5 ft 9 in) | ||||||||||||||||||||
Posisi bermain | Pemain belakang |
Tahun lalu Arthur Irawan di percayai untuk memperkuat tim junior, kini ia berhasil menembus ke tim senior Espanyol, itu semua dilihat dari permainan sepakbola Arthur yang cukup berkesan. Sebelum masuk di La Liga Arthur Irawan adalah pemain Divisi Amatir liga Inggris bersama Lytham Town, ia juga pernah mengasah skill sepakbolanya di Manchester United. Pemain ini juga sempat mengikuti program SAD Indonesia bersama Syamsir Alam dkk, ia juga diminati oleh salah satu klub raksasa Inggris Manchester United. Namun, orang tuanya tidak mengizinkan untuk berangkat ke Uruguay maupun Manchester dan menganjurkan untuk melanjutkan studynya di Inggris. Pada ajang SEA Games 2011, Arthur Irawan sempat mengikuti seleksi Timnas U-23 namun sayang ia tidak lolos, akhirnya membuat ia termotivasi untuk terus berlatih mengasah kemampuan, alhasil kini ia menjadi orang Indonesia pertama masuk La Liga. jeda transfer kemarin Arthur di kontrak oleh Malaga B.
4. Yandi Sofyan
Nama lengkap : Yandi Sofyan Munawar
Tanggal lahir : 25 Mei 1992
Tempat lahir : Garut, Indonesia
Tinggi : 1.74 m (5 ft 9 in)
Posisi bermain : penyerang
Klub saat ini : Brisbane Roar (Australia)
Karier : Timnas U-17,SAD Indonesia,Timnas U-19 (Kualifikasi Piala Asia U-19 2009,RCS Vise (Belgia)
5. Andik Vermansyah
Nama lengkap : Andik VermansahTanggal kelahiran : 23 November 1991 (umur 20 th)
Tempat kelahiran : Jember, Indonesia,
Tinggi : 1.62 m (5 ft 4 in)
Posisi bermain : Penyerang, Gelandang Serang
Klub saat ini : Selangor FA
Karier junior :
2007-2008 => Persebaya U18
2008 => PON Jatim
2008 => POM ASEAN
Karier senior :
2008-2009 => Persebaya Surabaya
2009-2013 => Persebaya Surabaya
2014-...... => Selangor FA
***
Tim Nasional :
2011...... => Indonesia U-23 (7) 1gol
2012...... => Indonesia U-21 (6) 5gol
Penghargaan
2011 Juara Unity Cup (Persebaya Surabaya)
2011 Perak SEA GAMES 26 (Timnas U-23 Indonesia)
2008 Perunggu POM ASEAN (Timnas Mahasiswa)
2008 Emas PON XVII Kaltim (Jatim)
2007 Emas Porprov I (Kota Surabaya)
2007 Juara Liga Remaja Regional Jatim (Persebaya U-18)
Jumat, 07 Februari 2014
10 Team Sepak Bola Tertua di Indonesia
Berdiri : 2 November 1915
Stadion : Andi Mattalatta Mattoangin Makassar, Indonesia
Suporter: The Macz Man, Ikatan Suporter Makasar (ISM)
Kostum : Kandang = Merah merah, Tandang =Putih putih
Prestasi : 5 kali juara Perserikatan (1957, 1959,1965, 1966, 1991/92),1 kali juara Liga Indonesia (1999/00)
Sejarah singkat:
Kisah sejarah PSM Makasar dimulai pada tanggal
berdirinya sebuah perkumpulan sepak bola
bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) yang di
kemudian hari tercatat sebagai embrio Persatuan
Sepak Bola Makassar (PSM). Lalu pada ulang
tahun MVB yang ke 25, diubahlah nama MVB
menjadi Persatuan Sepakbola Makassar (PSM)
Stadion : Andi Mattalatta Mattoangin Makassar, Indonesia
Suporter: The Macz Man, Ikatan Suporter Makasar (ISM)
Kostum : Kandang = Merah merah, Tandang =Putih putih
Prestasi : 5 kali juara Perserikatan (1957, 1959,1965, 1966, 1991/92),1 kali juara Liga Indonesia (1999/00)
Sejarah singkat:
Kisah sejarah PSM Makasar dimulai pada tanggal
berdirinya sebuah perkumpulan sepak bola
bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) yang di
kemudian hari tercatat sebagai embrio Persatuan
Sepak Bola Makassar (PSM). Lalu pada ulang
tahun MVB yang ke 25, diubahlah nama MVB
menjadi Persatuan Sepakbola Makassar (PSM)
2.
Persis Solo (Persatuan Sepak Bola Indonesia Solo)
Lambang Persis |
Didirikan : 1923
Stadion : Stadion Manahan
Suporter : Laskar Pasoepati
Kostum : Kandang = merah-merah, Tandang = putih-merah
Prestasi : Perserikatan 7 kali (1935, 1936, 1939,1940, 1942, 1943, 1948)
sejarah singkat
Pada Tahun 1928 VVB resmi diubah namanya
jadi Persis Solo. Persis Solo adalah klub sepak
bola yang didirikan pada tahun 1923 di
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
3.
Persipura Jayapura(Persatuan Sepak Bola Indonesia Jayapura)
Lambang Persipura |
Didirikan : 1 Januari 1925
Stadion : Stadion Mandala, Jayapura, Indonesia
Suporter : PERSIPURA MANIA
Kostum : Kandang = merah hitam-hitam, Tandang
= putih-putih
Juara: Divisi 1 2 kali (1979, 1993), Liga Super
Indonesia (2008), Divisi Utama Liga Indonesia
(2005), Community Shield Indonesia (2009)
sejarah singkat
Persipura Jayapura adalah sebuah klub sepak
bola Indonesia yang bermarkas di Jayapura,
Papua. Prestasi tertingginya dalam kompetisi Liga
Indonesia adalah menjuarai Liga Indonesia 2005
setelah di final mengalahkan Persija Jakarta, yang
merupakan favorit terkuat juara, dengan skor 3-2.
4.
PPSM Sakti Magelang (Peserikatan Paguyuban Sepakbola Magelang)
Lambang PPSM |
Didirikan : 1925
Stadion : Stadion Madya Magelang, Indonesia
Suporter : SIMO LODRO INDONESIA
Kostum : Kandang = oranye-oranye, Tandang = putih-putih
sejarah singkat
Awal berdiri perserikatan ini adalah tahun 1925
dengan nama perhimpunan sepak bola Magelang/
Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM).
didirikan oleh Wihardjo bersama 4 klub yakni
Persatuan Sepak bola Mosvia, Starmvogels, HKS,
dan Among Rogo
5.
Persebaya Surabaya (Persatuan Sepakbola Surabaya)
Lambang Persebaya |
Indonesia Soerabaja). Tahun 1960, nama
Persibaja dirubah menjadi Persebaya (Persatuan
Sepak Bola Surabaya). Pada era perserikatan ini,
prestasi Persebaya juga istimewa. Persebaya
adalah salah satu raksasa perserikatan selain
PSMS Medan, PSM Makassar, Persib Bandung
maupun Persija Jakarta.
6.
PSIS Semarang (Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang)
Lambang PSIS |
Didirikan : 23 Mei 1928
Stadion : Jatidiri Semarang, Indonesia.
Suporter : Snex (Semarang Extreme Community), Panser Biru
Kostum : Kandang = biru-biru, Tandang = putih-putih
Juara :Perserikatan (1987), LI V (1998), LI Divisi I 2000, Suratin Cup (2004)
Sejarah singkat
Awalnya, PSIS Semarang bernama Tots Ons Doel
(TOD). Tots Ons Doel (TOD) yang didirikan pada
23 Mei 1928. Dalam perjalanannya Tots Ons Doel
berganti nama menjadi PS. Sport Stal Spieren
(SSS). PS SSS inilah yang kemudian menjadi cikal
bakal PSIS Semarang. Pada tahun 1930 team ini
berganti nama menjadi Voetbalbond Indonesia
Semarang (VIS) . Akhirnya pada tanggal 19 April
1930, Voetbalbond Indonesia Semarang berganti
nama menjadi Persatuan Sepak bola Indonesia
Semarang (PSIS).
7.
Persija Jakarta (Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta)
Lambang Persija |
Didirikan : 28 November 1928
Stadion : Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia
Suporter : The Jakmania, Ultras Persija
Kostum : Kandang = oranye-oranye, Tandang = putih-putih
Juara : Perserikatan 9 kali (1931,1933, 1934,1938, 1964,1973,1975, 1977 1979), Liga Indonesia (2001), Piala Sultan Brunei Darussalam (2000)
Sejarah singkat
Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija
adalah VIJ(Voetbalbond Indonesische Jacatra). Pasca-
Republik Indonesia kembali ke
bentuk negara kesatuan, VIJ berganti nama
menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia
Jakarta).
8.
PSBI (Persatuan Sepakbola Blitar Indonesia)
Lambang PSBI |
Julukan : Singo Lodro
Didirikan : 1928
Stadion : Stadion Supriadi Blitar, Indonesia
Suporter : PSBIMANIA
Kostum : Kandang = merah-merah, Tandang = biru-biru
Prestasi :
Urutan 6 Kompetisi Perserikatan PSSI 1971/73
18 Besar Kompetisi Perserikatan PSSI 1973/75
8 Besar Kompetisi Perserikatan PSSI 1975/78
8 Besar Divisi I Perserikatan 1983
Juara Div II tingkat Jatim 2004
Juara 3 Div II 2008
8 besar Divisi I Liga Indonesia 2009
sekarang berlaga di Divisi Utama 2010
Sejarah singkat
dulu waktu jaman penjajahan Belanda,
sebenarnya Indonesia sudah mempunyai Tim
Sepak Bola, namanya adalah PSBI(makanya
lambang bendera tim PSBI Blitar Merah Putih n
Putih Merah). Dulu PSBI disebut Persatuan Sepak
Bola Bangsa Indonesia(didirikan th 1928), namun
saat Presiden Soekarno sudah tidak menjadi
Presiden Tim PSBI dibawa ke Blitar, ke tanah
kelahirannya dan saat itu juga Pak Soekarno
membangun Tim sepak Bola Blitar dengan nama
PSBI. Setelah PSBI lengser, kemudian Pak
Soeharto(yang saat itu menjabat Presiden)
membangun Tim Sepak Bola indonesia dengan
nama baru yakni PSSI(Persatuan Sepak Bola
Seluruh Indonesia)
Didirikan : 1928
Stadion : Stadion Supriadi Blitar, Indonesia
Suporter : PSBIMANIA
Kostum : Kandang = merah-merah, Tandang = biru-biru
Prestasi :
Urutan 6 Kompetisi Perserikatan PSSI 1971/73
18 Besar Kompetisi Perserikatan PSSI 1973/75
8 Besar Kompetisi Perserikatan PSSI 1975/78
8 Besar Divisi I Perserikatan 1983
Juara Div II tingkat Jatim 2004
Juara 3 Div II 2008
8 besar Divisi I Liga Indonesia 2009
sekarang berlaga di Divisi Utama 2010
Sejarah singkat
dulu waktu jaman penjajahan Belanda,
sebenarnya Indonesia sudah mempunyai Tim
Sepak Bola, namanya adalah PSBI(makanya
lambang bendera tim PSBI Blitar Merah Putih n
Putih Merah). Dulu PSBI disebut Persatuan Sepak
Bola Bangsa Indonesia(didirikan th 1928), namun
saat Presiden Soekarno sudah tidak menjadi
Presiden Tim PSBI dibawa ke Blitar, ke tanah
kelahirannya dan saat itu juga Pak Soekarno
membangun Tim sepak Bola Blitar dengan nama
PSBI. Setelah PSBI lengser, kemudian Pak
Soeharto(yang saat itu menjabat Presiden)
membangun Tim Sepak Bola indonesia dengan
nama baru yakni PSSI(Persatuan Sepak Bola
Seluruh Indonesia)
9.
PSIM Yogyakarta (Persatuan Sepak Bola Indonesia Mataram)
Lambang PSIM |
Didirikan : 5 September 1929
Stadion : Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Indonesia
Suporter : Brajamusti (Brayat Jogja Mataram Utama Sejati)
Kostum : Kandang = biru-biru, Tandang = putih- biru
Prsetasi : Juara Perserikatan (1932), Juara Liga Indonesia (2005)
Sejarah singkat
PSIM Yogyakarta adalah sebuah klub sepak bola
di Indonesia yang didirikan pada 5 September
1929 dengan nama awal Persatuan Sepakraga
Mataram (PSM). Kemudian pada tanggal 27 Juli
1930 nama PSM diubah menjadi Perserikatan
Sepak Bola Indonesia Mataram atau disingkat
PSIM. PSIM sendiri saat itu sesungguhnya
merupakan suatu badan perjuangan bangsa dan
Negara Indonesia
10.
PSMS Medan (Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya)
Lambang PSMS |
Didirikan : 1950
Stadion : Stadion Teladan, Medan, Indonesia
Suporter : KAMPAK FC (Kesatuan Anak MedanPecinta Ayam Kinantan Fans Club), SMeCKMania
(Supporter Medan Cinta Kinantan Mania)
Kostum : Kandang = hijau putih-hijau, Tandang = putih-putih
Juara : Perserikatan (1967,1971, 1975,1983, 1985) Piala Emas Bang Yos (2005, 2005, 2006)
Sejarah singkat
PSMS Medan dirikan pada tanggal 21 April 1950.
Meski demikian sejak tahun 1930 telah berdiri
klub Medansche Voetbal Club (MSV) yang diyakini
merupakan embrio PSMS. PSMS Medan dikenal
dengan tipe permainan khas rap-rap yakni sepak
bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot
namun tetap bermain bersih menjunjung
sportivitas.
Langganan:
Postingan (Atom)